PP - Pemuda Pancasila - Hidayat Nur Wahid : Pemuda Pancasila Sebagai Teladan Pengamalan Pancasila

“Kata ‘musyawarah’ sendiri berasal dari Bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an yang dipahami oleh mayoritas umat Islam di Indonesia, namun diterima secara luas oleh seluruh komponen bangsa. Ini menunjukkan kol

 · 2 min read

Wakil Ketua MPR-RI dari Fraksi PKS, sekaligus Ketua Dewan Pakar Pemuda Pancasila Jakarta Selatan, Hidayat Nur Wahid, menghadiri dan menutup Musyawarah Cabang (Muscab) XIV Pemuda Pancasila Jakarta Selatan di Aula Dirgantara, Kantor Walikota Jakarta Selatan, Sabtu (5/8/2023).


Dalam acara tersebut, Hidayat, yang akrab disapa HNW, memimpin seruan “Pancasila Abadi,” slogan Pemuda Pancasila, yang diikuti dengan penuh semangat oleh ratusan kader dan pimpinan Pemuda Pancasila Jakarta Selatan yang hadir.


Hidayat mengajak seluruh kader untuk menjadi contoh dalam melaksanakan setiap sila dari Pancasila demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran Pemuda Pancasila dalam mengawal berbagai agenda bangsa, baik dalam jangka pendek seperti Pemilu 2024, hingga jangka panjang, termasuk menyelamatkan generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alpha menuju “Indonesia Emas” pada tahun 2045.


“Saya mengapresiasi keluarga besar Pemuda Pancasila Jakarta Selatan yang telah sukses menyelenggarakan Muscab ini dengan program-program kerja yang positif dan bermanfaat bagi masa depan generasi muda Indonesia. Semoga ketua terpilih, Bang Yedidiah Soerjosoemarno, dapat menjalankan programnya dengan sukses hingga tahun 2027,” ujar Hidayat saat memberikan sambutannya.


Hidayat menekankan bahwa slogan “Pancasila Abadi” bukan hanya sekadar seruan, melainkan harus menjadi semangat yang diimplementasikan, termasuk dengan menggunakan musyawarah dalam proses regenerasi kepemimpinan Pemuda Pancasila. Musyawarah mufakat, kata Hidayat, merupakan ciri khas kepemimpinan Indonesia yang dilembagakan dalam sila keempat Pancasila.


“Kata ‘musyawarah’ sendiri berasal dari Bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an yang dipahami oleh mayoritas umat Islam di Indonesia, namun diterima secara luas oleh seluruh komponen bangsa. Ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara unsur nasionalis kebangsaan dan nasionalis keagamaan,” lanjutnya.


Ia juga mengingatkan pentingnya Pemuda Pancasila untuk aktif terlibat dan menjadi teladan dalam mengamalkan Pancasila, serta menjaga generasi muda dari pengaruh ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, seperti separatisme, komunisme, radikalisme, dan ideologi lain yang dapat memecah belah persatuan bangsa.


Hidayat menyoroti sejarah penting Pemuda Pancasila, yang didirikan pada 1958, ketika berperan besar dalam membantu TNI, RPKHD, Pemuda Ansor, Kokam Muhammadiyah, dan elemen bangsa lainnya dalam menghadapi pemberontakan PKI pada tahun 1965.


“Kolaborasi antara unsur nasionalis kebangsaan dan keagamaan harus terus dilanjutkan untuk menyelamatkan masa depan bangsa, termasuk mendidik generasi muda tentang pentingnya Pemilu 2024 yang jujur, adil, dan bersih. Pemuda Pancasila harus berada di garda terdepan dalam mengamalkan semua sila Pancasila untuk menyelamatkan generasi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan bersatu,” pungkas Hidayat.


No comments yet.

Add a comment
Ctrl+Enter to add comment